Skip to main content

MAKALAH HAKEKAT PENDIDIKAN


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
            Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat penting bagi penyiapan anak – anak untuk menghadapi kehidupannya di masa mendatang. Bahkan gejala proses pendidikan ini sudah ada sejak manusia ada, meskipun proses pelaksanaannya masih sangat sederhana. Namun hal ini merupakan fenomena bahwa proses pendidikan sejak dahulu kala sudah ada. Karena begitu sederhananya proses pendidikan pada jaman dahulu kala itu maka dirasa orang tidak menyadari bahwa apa yang dilakukan itu adalah proses pendidikan.
Proses pendidikan memang masalah universal, dialami oleh setiap bangsa atau suku bangsa. Oleh karena itu akan terpengaruh oleh berbagai fasilitas, budaya, situasi serta kondisi bangsa atau suku bangsa tersebut. Dengan demikian akan terlihat adanya perbedaan – perbedaan yang dapat dilihat dalam pelaksaan pendidikan tersebut. Namun yang jelas akan kita lihat adanya kesamaan tujuan yakni untuk mendewasakan anak dalam arti anak akan dapat berdiri sendiri di tengah masyarakat luas.
B.       Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian pendidikan ?
2.      Bagaimana proses pendidikan berlangsung?
3.      Bagaimana fungsi pendidikan ?

C.       Tujuan Penulisan
1.      Mendiskripsikan pengertian pendidikan
2.      Menguraikan proses pendidikan
3.      Memaparkan fungsi pendidikan

D.      Manfaat Penulisan
1.      Menambah wawasan ilmu pengetahuan
2.      Lebih memahami mengenai pendidikan
3.       Lebih memahami proses dan fungsi dari pendidikan




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendidikan

1.      Pengertian Pendidikan Ditinjau Dari Kata Etimoogis
a.      Bahasa Indonesia
     WYS Purwodarminto (Kamus, 1976) mengartikan kata pendidikan sebagai perbuatan (hal,cara) mendidik. Sedang arti kata mendidik adalah memelihara dan memberi latihan (ajaran,pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.

b.      Bahasa Jawa
     Pangulawetah berarti mengolah, membina kejiwaan dengan mematangkan perasaan, kemauan dan watak sang anak.

c.       Bahasa Inggris
Dalam bahasa Inggris ada istialah “education” yang berasal dari bahasa romawi “educare” yang berarti pedidikan. Sedangkan mendidik diterjemahkan dari educare, yang artinya : to develop or train the on to teach to prepare for a special profession or vocation (Lewis Adam, 1965,196).

2.      Definisi Pendidikan
a.      Menurut para ahli/tokoh pendidik

1)      Langerveld
“Mendidik adalah memberikan pertolongan secara sadar dan sengaja kepada seorang anak (yang belum dewasa)  dalam pertumbuhannya menuju ke arah kedewasaan dalam arti berdiri sendiri dan bertanggung jawab sesuai atas segala tindakan – tindakannya menurut pilihannya sendiri (Yassin, 1965).

2)      John Dewey
John Dewey memandang pendidikan sebagai proses, yaitu pendidikan diartikan sebagai tuntunan terhadap proses pertumbuhan ini anak mengembangkan dirinya ke tingkat yang makin lama makin sempurna, sesuai dengan teori evolusi Darwin (Soemadi Tj. 1981:24).
3)      Ki Hajar Dewantara
           Ki Hajar Dewantara mengemukakan pengertian pendidikan dengan merumuskan definisi sebagai berikut :
“Pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak – anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mendapat keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi – tingginya”

b.      Menurut Pandangan Mono Displiner
1)      Pandangan Sosiologi
Menurut pandangan ini pendidikan hendaknya dilihat sebagai aspek sosial. Oleh karena itu pendidikan dirumuskan sebagai: usaha  (proses) pewaris sosial dari generasi ke generasi (Redja Mudyahardjo, 1985:3).
2)      Pandangan dari Sudut Ekonomi
Pandangan ini melihat pendidikan sebagai usaha penanaman modal  insani.
3)      Pandangan dari Sudut Politik
Dari sudut pandangan politik, pendidikn diartikan sebagai usaha pembinaan kader bangsa, cinta bangsa.
4)      Menurut pandanagan Antropologi
Pendidikan sebagai usaha pemindahan nilai nilai budaya ke generasi berikutnya. Kebudayaan disimpulkan sebagai pengetahuan.

5)      Menurut Pandangan Psikologi
Sebanayak ilmu jiwa yang ada, misalnya behaviorisme, individualism, psikoanalitik dan lainnya. Jika pada behaviorisme, tingkah laku yang dipentingkan.
6)      Menurut pandangan Filosofis tentang pendidikan Manusia (Antropologi filsafat )
a.      Manusia sebagai Makhluk beragama berarti pendidikan mengembangkan kesadaran beraga melalui pendidikan beragama
b.      Manusia sebagai makhluk rasional, berarto pendidkan ialah mengembangkan kemampuan berfikir anak didik, melalui pendidikan intelektual (kognitif).
c.       Manusia sebagai makhluk ekonomis, berarti bendidikan adalah membimbing anakhingga dapat bertindak sesuai dengan prinsip – prinsip ekonomi.
d.     Manusia sebagai makhluk berpiranti, berarti pendidikan adalah mengembangkan dan melatih berbagai keterampilan.
e.      Manusia sebagai makhluk susila, berarti pendidikan adalah menanamkan norma norma kesusilaan dan mampu berbuat susila.
f.        Manusia sebagai makhluksosial, berate pendidikan adalah proses sosialisasi atau mempersiapkan kehidupan dimasyarat
g.      Manusia sebagai makhluk dwi sosial, berarti pendidikan adalah mengembangkan jasmani dan rohani menjadi satu kesatuan.
h.      Manusia sebagai makhluk seutuhnya dari bermacam – macam segi, berarti pendidikan adalah menegmbangkan semua segi kepribadiannya, sosial agama, kecerdasan, keterampilan dan seterusnya.

c.       Menurut Pandangan Multi Disipliner
     Berdasarkan tinjauan multi disipliner, Redja Mudyahardjo (1986; 3) mengemukaan bahwa pendidikan adalah keseluruhan kerja insani yang terbentuk dari abgian –bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam membantu terjadinya proses transformasi atau perubahan  tingkah laku seseorang sehingga mencapai kualitas hidup yang diharapkan.

3.      Konsep Pendidikan Ditinjau dari Perundang – Undangan Indonesia.

a)      Ketetapan MPR No IV/MPR/1973
Setelah melalui kurun waktu yang panjang dari sejak terbentuknya Undang -  Undang No. 4/1950 dan dipertegas serta diluruskan arah tujuan pendidikan nasional , maka melalui sidang uum MPR/1973, rumusan definisi pendidikan mengalami penyempurnaan yang lebih mendasar. Adapun rumusan tersebut berbunyi, “Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolh dan berlangsung seumur hidup.”

b)     Undang – Undang RI No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dalam UUSSP No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 dikemukakan bahwa, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri , kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

B.     Proses Pendidikan

1.      Kapan Proses Pendidikan Dimulai.

Mengenai proses dimulainya pendidikan ini di dapati beberapa pendapat. Masing-masing pendapat tersebut berusaha mempertahankan konsep-konsep mereka. Langeveld berpendapat bahwa pendidikan dimulai sejak anak mengenal gezag/kewibawaan dan berakhir setelah anak menjadi dewasa. Secara umum anak mengenal gezag mulai umur sekitar 3 tahun. Pada saat itu anak mulai bisa mengenal perintah dan larangan dalam batas-batas tertentu.
Pendapat kedua adalah bahwa proses pendidikan dimulai sejak anak masih berada dalam kandungan ibunya. Selama dalam kandungan anak harus sudah mendapatkan bantuan serta penjagaan yang baik agar anak nanti lahir dalam keadaan yang baik pula. Yang menjadi persoalan dalam hal ini adalah apakah setiap bantuan itu bisa dikategorikan kegiatan pendidikan. Bantuan yang bisa dikategorikan pendidikan hanyalah bantuan yang berkadar mendidik. Hal ini menunjukan bahwa tidak semua bantuan bisa dinyatakan sebagai kegiatan mendidik. Namun demikian yang jelas bantuan-bantuan dalam hal ini adalah bantuan yang bersifat baik.

Selama anak berada dalam kandungan memerlukan situasi keluarga yang nyaman, tentram, tenang, suasana gembira. Dalam hal ini peranan seorang ayah sangat menentukan. Seorang ayah sebagai kepala keluarga memang harus bertanggung jawab atas keselamatan keluarga, ketenangan keluarga,ketentraman keluarga. Dalam keluarga yang tidak tentram, keluarga yang kacau akan berpengaruh negatif pada setiap anggota keluarga, terutama ibu yang sedang mengandung sehingga akan berpengaruh terhadap janin yang masih di kandungan itu. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat rasional adanya pendidikan pranetal, pendidikan sebelum anak lahir.

Harus kita sadari bahawa sifat-sifat,watak dan keadaan anak itu merupakan hasil pewarisan dari orang tuanya. Bila kedua orangtuanya baik maka diharapkan maka anaknya baik pula, sebaliknya apabila orangtuanya tidak baik maka anaknya akan tidak baik pula. Oleh karena itu pantaslah bila pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi sebelum akhirnya akan bisa mempunyai anak-anak yang baik-baik pula. Konsep ini juga dinyatakan dalaam UU No.20 tahun 2003, khususnyayang membahas tentang PADU (Pendidikan Anak Dini Usia) yang meliputi pendidikan bayi dan balita.



2.      Kapan Proses Pendidikan Berakhir.

Mengenai masalah berakhir pendidikan ini sama halnya dengan kapan proses pendidikan itu dimulai, yaitu banyak pendapat. Paling tidak jumlahnya sama dengan pendapat tentang kapan dimulainya proses pendidikan itu.

Menurut pendapat langeveld proses pendidikan berakhir setelah anak mencapai tingkat kedewasaannya. Seorang anak dikatakan dewasa apabila pertumbuhannya sudah dapat dikatakan relatif selesai dan sudah dapat bertanggung jawab susila terhadap segala tindakanya atas pilihannya sendiri.

Menurut Langeveld proses kedewasaan diartikan dalam dua hal, yakni kedewasaan dalam segi jasmaniah dan kedewasaan dalam segi rokhaniah. Dewasa dalam segi jasmaniah apabila pertumbuhhan alat-alat tubuhnya relatif selesai dan sudah bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan dewasa dalam segi rokhaniah adalah apabila sudah dapat mempertanggung jawabkan secara susila atas segala perbuatannya sendiri.
                                    Sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan dimulai sejak lahir sampai dewasa, berarti batas akhir pendidikan ini adalah datangya masa kedewasaan. Sedangkan bagi mereka yang berpendapat bahwa pendidikan berlangsung seumur hidup berarti bahwa proses pendidikan berakhir setelah orang meninggal dunia, seperti halnya menurut agama tertentu seperti agama islam misalnya juga menyatakan bahwa pendidikan berlangsung sejak dari ayunan sampai ke liang lahat.
3.      Tri Pusat Pendidikan Sebagai Wadah Proses Pendidikan.

Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan tertentu, baik lingkungan yang berhubungan dengan ruang maupun waktu. Lingkungan dalam kaitan dengan pendidikan adalah segala sesuatu yang berada di luar diri anak dalam alam semesta ini (Depdikbud, 1981:85). Pengertian ini sejalan dengan pandangaaan Imam Barnadib, MA, yang menyatakan bahwa lingkungan dengan segala keadaan yang ada di sekitar anak didik. Proses pendidikan dapat berlangsung bila ada wadahnya, lapangan atau lingkungannya. Dalam hal ini lingkungan dapat diartikan sebagai wadah atau lapangan tempat berlangsungnya proses pendidikan.
Para ahli membedakan jenis lingkungan pendidikan menjadi : (1) Lingkungan alam dan (2) Lingkungan social (Sutan Zanti Sarbi, Syahniar Syahrun, 1991/1992:31). Lingkungan alam, adalah segala sesuatu yang ada di dunia ini ynag beradadi luar diri anak yang bukan manusia, seperti : binatang, tumbuh-tumbuhan, iklim, air, gedung, rumah dsb. Lingkungan sosial, adalah semua manusia yang berada di luar diri seseorang yang dapat mempengaruhi diri orang tersebut. Teman sekolah, teman sejawat,atau orang sekitar tempat tinggal merupakan lingkungan sosial yang bersifat langsung. Sedangkan program-program dalam televisi, radio, surat kabar, atau media cetak yang lainnya termasuk lingkungan sosial yang tidak langsung.

1.      Lingkungan Keluarga
Pendidikan yang pertama diperoleh anak – anak adalah pendidikan di lingkungan keluarga. Orangtua mendapat predikat yang pertama dan utama. Orang tua menjadi pendidik utama terletak pada tanggung jawab pendidikan anak – anaknya . Menurut Ki Hajar Dewantara pendidikan dilingkungan keluarga bertanggung jawab pada pendidikan budi pekerti dan moral.
Manusia sebagai makhluk sosial, hidupnya selalu dalam kelompok. Menurut Charles H. Coobly kelompok dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelompok primer dan sekunder
a. Ciri – ciri Kelompok Primer / Sekunder
Keluarga sebagai kelompok primer mempunyai ciri – ciri :
1)      Terdapat interaksi sosial dan terdapat hubungan face to face serta hubungan lain dari hati ke hati
2)      Hubungan bersifat irasional dan tidak didasarkan akan pamrih
3)      Mengindahkan norma – norma, melepaskan kepentingan sendiri dan kepentingan kelompok. Contoh kelompok primer adalah keluarga, kelompo belajar, kelompok permainan dan kelompok agama.
b. Ciri – ciri keluarga :
Keluarga sebagai pendidikan memiliki ciri :
1)      Sebagai pendidik utama
        Pendidikan yang diberikan petama kali kepada anak yang memberikan dasar – dasar pendidikan kepada anak untuk dikembangkan disekolah maupun masyarakat.
2)      Sebagai Pendidik utama
        Pendidikan yang diberikan keluarga sangat penting kaarena sepanjang hidupnya paling banyak waktu yang dihabiskan dikeluarga. Didalam keluarga anak mendapatkan pendidikan tentang etika, agama, sisal, dan moralitas, dll.
     Fungsi pendidikan keluarga    :
·         Mengembangkan jasmani anak à banting tulang untuk memenuhi kebutuhan dan kesehatan keluarga .
·         Perkembangan Sosial à Anak diajari untuk melakukan penyesuaian di masyarakat dan bersikap sesuai dengan aturan adat istiadat di lingkungannya.
·         Perkembangan Keterampilan à untuk dapat menjalankan hidup mandiri dan juga diberikan dengan jalan mengikut sertakan anak dalam kehidupan seehari – hari
·         Perkembangan Emotional / Kasih Sayang à Kewenangan keluarga dalam mendidik anak adalah memberikan kasih sayang kepada anak secara seempurna.

3)      Sebagai lembaga pendidikan Informal
            Sebagai lembaga pendidikan informal artinya adalah pendidikan keluarga tidak membutuhkan kurikulum dan tanpa jenjang pendidikan. Pendidikan keluarga tidak didasarkan aturan yang ketat dan pelaksanaannya secara praktis.

2. Lingkungan Sekolah
        Setelah anak dianggap matang utuk memasuki sekolah, maka pendidikan diteruskan dengan mengikuti pendidikan di sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan dalam masyarakat yang menyelenggarakan kegiatan pendidikan kepada anak – anak yang telah diserahkan orang tuanya kepada sekolah tertentu.
Pendidikan disekolah merupakan pendidikan formal yang dilakukan oleh para guru yang telah dipercaya oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan yang bersifat formal. Para guru menyelenggarakan pendidikan dengan mendasarkan diri kepada kurikulum atau rencana pelajaran tertentu sesuai dengan tingkat kelasnya serta berbagai aturan yang berada di sekolah.
a.      Kriteria Lembaga Sekolah
1)      Formal
      Sekolah merupakan lembaga formal artinya dalam sekolah ada tujuan yang jelas tercantum dalam kurikulum. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada tahap – tahap atau jenjang, materi atau bahan yang ingin dicapai tiap tahap sudah tersusun dalam kurikulum. Ada cara menilai mencapai tiap tahap. Ada pengadministrasian nilai yang dicapai oleh peserta didik berupa dafar nilai, legger, dan rapor.

2)      Tidak bersifat kodrat
      Sekolah berbeda dengan keluarga yang bersifat kodrat. Guru mengajar murid bukan karena hubungan persaudaraaan atau hubungan keturunan, melainkan karena guru mempunyai profesi sebagai pendidik dan pengajar.

b.      Fungsi Sekolah

1)      Sekolah sebagi pusat, lembaga, lingkungan pendidikan, wiyata mandala, dengan wawasan ini diharapkan sekolah benar – benar berfungsi yang tepat dan tidak disalah gunakan oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab. Ada satu pengertian pokok bahwa sekolah mempunyai tugas atau fungsi untuk menyelenggarakan proses belajar mengajar yang dilaksanakan secarar terencana, tertib, dan teratur, sehingga menghasilkan tenaga – tenaga terdidik yang senantiasa diperlukan bagi pembangunan nusa dan bangsa.

2)      Sekolah berfungsi sebagai sosialisasi
 Sosialisasi adalah suatu proses untuk pempelajari cara – cara hidup bermasyarakat. Demikian pula di sekolah anak – anak dipersiapkan dengan berbagai keterampilan dan bersikap untuk hidup dimasyarakat nantinya (Saleh Sugianto, 196:86).

3)      Sekolah berfungsi sebagai konservasion dan transmisi nilai – nilai budaya.
Hasil kebudayaan masyarakat yang bernilai tinggi berusaha untuk dikembangkan kemudian diwariskan kepada generasi penerus. Sehingga nilai budaya itu tidak lenyap.

4)      Sekolah sebagai miniatur masyarakat, artinya sekolah hendaknya menggambarkan kehidupan masyarakat. Misalnya kehidupan dimasyarakat demokratis, maka kehidupan disekoalah juga harus demokratis.

5)      Sekolah sebagai masyarakat yang ideal, artinya bahwa dalam masyarakat terdapat corak kehidupan, yaitu ada yang mempunyai nilai baik, namun ada pula yang memiliki nilai buruk. Sekolah merupakan bentuk masyarakat ukuran kecil,n nilai kehiduoan yang rendah yang terdapat dalam masyarakat.

      Mengenai macam – macam sekolah  ini dibedakan berdasarkan berbagi segi. Ditinjau dari berbagai segi penyelenggraannya dapan dibedakan menjadi dua, yaitu :

a)      Sekolah Negeri adalah sekolah yang didirikan oleh pemerintah dan dibiayai oleh negara.
b)     Sekolah Swasta atau Sekolah Pertikelir, ialah sekolah ynang didirikan oleh badan swasta dalam bentuk yayasan yang disahkan oleh notaris. Eksistensi sekolah swasta  sekarang dipandang sebagai mitra pemerintah. Oleh karen itu sekolah swasta dibantu perkembangannya berup gedung peralatan dan guru.
Mengenai sekolah dapat dibedakan  :
·         Terdaftar, sekolah yang berstatus terdaftar belom boleh menyelenggarakan Ujian Nasional sendiri, melainkan harus digabung dengan sekolah negeri terdekat atau sekolah swasta yang berstatus disamakan /sekolah itu juga tidak berhak STTB untuk muridnya, tetapi STTB atas nama sekolah yang digabungi.
·         Diakui, sekolah yang berstatus diakui boleh menyelenggrakan Ujian Nasional sendiri dan menentukan kelulusan muridnya serta memberi STTB kepada muridnya sendiri.
·         Disamakan, yaitu status paling tinggi. Sekolah yang berstatus ini sebagai penyelenggara Ujian Nasional dan bahkan dapat digabungi oleh sekolah swasta terdaftar disekitarnya atau dapat dijadiakn ketua sub rayon.

3.Lingkungan Masyarakat

            Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan pendidikan yang ketiga bagi anak didik. Dalam masyarakat inilah anak akan mendapatan pendidikan yang akan membantu perkembangan anak terutama dalam segi pengembangan sosial. Yang berfungsi sebagai pendidik dalam lingkungan masyarakat ini adalah para fungsionaris dalam masyarakat. Para pejabat dan para fungsionalis dalam masyarakat itu akan berperan sebagai pendidik ditengah – tengah anggota masyarakat. Oleh karena itu segala sepak terjangnya para fungsionalis dalam masyarakat akan berpengaruh besar terhadap para anggota masyarakat karena mereka merupakan figure – figure pendidik dalam masyarakat termasuk para anak didik. Apabila para fungsionalis tersebut baik, maka dapat diharapkan perkembangan masyarakat akan lebih baik termasuk anggota – anggota masyarakat (termasuk anak – anak) akan berkembang secara baik pula.


C.     Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan difokuskan pada 3 fungsi pokok pendidikan, yaitu :
1.      Pendidikan Sebagai Penegak Nilai.

Pendidikan mempunyai peran sangat penting dalam kaitan dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat ini. Pendidikan merupakan penegak nilai dalam masayarakat, artinya memelihara serta menjaga tetap lestarinya nilai-nilai tersebut dalam masyarakat. Nilai-nilai humaniora seperti keleluhuran, kesucian, kerukunan merupakan bentuk-bentuk nilai kemasyarakatan yang harus dijunjung tinggi oleh setiap anggota masyarakat.
Eduard Spranger mengemukakan jenis-jenis nilai-nilai budaya menjadi 6 macam yaitu :

1.      Nilai politik, nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan kenehgaraan.
2.      Nilai ekonomi, nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan berekonomi dalam masyarakat, yakni bagaimana mengatur ekonomi dalam masyarakat maupun keluarga secara baik.
3.      Nilai sosial, nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat.
4.      Nilai ilmu pengetahuan, nilai yang berkaitan dengan kehidupan ilmu pengetahuan, nilai-nilai ilmiah.
5.      Nilai etika, nilai yang terkait dengan masalah tata susila dalam masyarakat. Hal ini akan menyangkut masalah pelaksanaan etika dalam masyarakat.
6.      Nilai seni (estetika), yakni nilai-nilai yang berhubungan dengan masalah indah dan tidak indahnya sesuatu.

2.      Pendidikan Sebagai Sarana Pengembang Masyarakat.

Proses pendidikan selalu terjadi dalam lingkungan masyarkat. Hal ini memang tidak aneh karena pendidikan itu memang bertujuan untuk mengembangkan masyarakat itu sendiri. Dengan demikian masyarakat itu sendiri akan selalu mengembangkan dirinya secara terus menerus. Proses ini akan berlangsung secara terus menerus selama masyarakat itu masih ada. Lebih lebih dalam masyarakat modern seperti sekarang ini masyarakat akan lebih dinamis lagi untuk memajukan masyarakatnya dalam rangka mengikuti kemajuan jaman.

Jadi pendidikan itu berasal dari masyarakat yang bersangkutan dan bertujuan untuk mengembangkan masyarakat itu sendiri. Dengan melewati kegiatan pendidikan sekecil dan sesederhana apapun akan terlihat pengaruhnya dalam masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian akan dapat kita mngerti bahwa pendidikan akan merupakan penggerak masyarakat. Pendidikan yang maju akan mendorong masyarakat untuk maju, sebaliknya masyarakat akan statis, apabila pendidikan dalam lingkungan masyarakat tersebut statis pula.

3.      Pendidikan Sebgai Upaya Mengembangkan Potensi Manusia.

Pengembangan nilai-nilai kemanusiaan sebagai mahkluk individu sebagai mahkluk sosial akan sangat erat hubungannya dengan pembentukan anggota masyarakat yang luwes yang bisa berperan sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat yang baik dan bisa berperan sebagaiman mestinya. Dengan melewati proses pendidikan diharapkan anak-anak akan di”matang”kan untuk bisa menjadi anggota masyarakat yang baik. Proses pematangan-pematangan semacam itu akan dapat membawa peserta didik sebagai generasi peserta yang potensial dalam kehidupan sehari-hari ditengah masyarakat yang luas.

Sikap kritis, aktif dan kreatif sangat diperlukan dalam penyiapan diri untuk menggantikan generasi tua oleh generasi muda sebagai generasi penerus. Dengan sikap kritis anggota masyarakat yang telah terdidik itu akan berpengaruh terhadap kemampuan anggoya-anggota masyarakat untuk mengkritisi keadaan lingkungannya sehingga masyarakat akan menjadi lebih maju dan berkembeng. Generasi muda yang disiapkan melalui berbagai pendidikan ini sebagai pengganti generasi tua yang biasanya mulai lamban dan kurang responsive terhadap perkembangan masyarakat yang terjadi. Generasi baru harus telah disiapkan sedemikian rupa oleh para pendidiknya sehingga mereka akan menjadi pembaharu pembaharu dalam masyarakatnya.






BAB III
SIMPULAN

              Dari pemabahasan hakikat pendidikan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
              Pendidikan merupakan bimbingan dan pendampingan yang memiliki tujuan untuk membuat manusia memaksimalkan potensi – potensi yang dimilikinya. Terdapat berbagai ragam pendapat mengenai awal dan mulainya proses pendidikan berlangsung yang saling melengkapi satu sama lainnya. Proses pendidikan berlangsung pada lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Fungsi dari pendidikan yaitu pendidikan sebagai penegak nilai, pendidikan sebagai sarana pengembang masyarakat dan pendidikan sebagai upaya pengembang potensi manusia.

      





















DAFTAR PUSTAKA

1.       M.V. Roesminingsih dan Lamijan Hadi Susarno. 2011. TEORI dan PRAKTEK PENDIDIKAN. Surabaya : Lembaga Pengkajian dan Pengem-bangan  Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya





Comments

Popular posts from this blog

MAKALAH MEMBACA KRITIS

BAB I PENDAHULUAN A.       Latar Belakang Masalah        Banyak yang dapat diperoleh dari kegiatan membaca kritis, dengan membaca dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki. Dengan bertambahnya wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki, akan menjadikan manusia sebagai insan yang pandai dan juga menambah kualitas pribadi manusia itu sendiri. Terutama bagi para mahasiswa sebagai agen pembawa perubahan yang dituntut memiliki wawasan yang luas untuk dapat diterapakan dalam berbagai kepentingan, salah satunya yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah.               Namun sayangnya minat membaca masyarakat Indonesia sangatlah kurang. Hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) menyebut, budaya membaca masyarakat Indonesia pada 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara tersebut . Dan juga berdasarkan survei UNESCO minat baca masyarakat Indonesia baru 0,001 persen. Artinya, dalam

Kuliah Sambil Mondok?

APA BISA KULIAH SAMBIL MONDOK ? baca dulu cerita gue ini ! Assalamualikum Wr.Wb. Kalian pasti mendengar kehidupan di pondok itu banyak susahnya, banyak dukanya, banyak yang bikin gak enak pokoknya. Apalagi ini udah kuliah sambil mondok emang bisa? gak capek apa? gak salah keputusan lo? nanti gimana ngatur waktunya? nanti banyak aturan-aturannya ya? eitsss.. baca dulu cerita di bawah ini baru nanti simpulkan sendiri kehidupan pondok gak se serem yang kalian pikirkan kok guys :) kenalan dulu yuks pondok pesantren gue bernama PONDOK PESANTREN PELAJAR DAN MAHASISWA BAITUL MAKMUR di Surabaya. Untuk alamatnya ketik aja di google nama pondok gue nanti ada websitenya kok wkwk atau kalian bisa cek instagram kami di @pppm_bm.  Ini teman-teman satu asrama gue.   Asrama Vilbar. Loc : Halaman Depan Antlantis Land, Kenjeran, Surabaya.   Disini gue bakal ceritakan kehidupan anak mahasantri (mahasiswa santri). Pagi sampai sore jadi mahasiswa , sore sampai pagi jadi santri.  Bayangin keren

TIPS MENJAGA MATA TETAP SEHAT MESKI MENATAP LAYAR BERJAM-JAM

  Bagi kamu yang sering berada di depan laptop, komputer atau smartphone karena kerjaan, tugas, maupun alasan lain, tentunya kamu sering menemui masalah mata berarir, merah, dan lelah. Hal ini terjadi akibat radiasi  blue light  yang dipancarkan oleh layar perangkat elektronikmu. Apabila hal ini terus terjadi, bisa saja mata kamu menjadi sakit bahkan parahnya mengalami gangguan penglihatan. Namun kamu tidak perlu khawatir, berikut 5 tips agar mata kamu tetap sehat walaupun sering berada di depan laptop. Yuk cek tips selengkapnya di bawah ini. 1. Atur tingkat kecerahan perangkatmu Kamu bisa menyesuaikan tingkat kecerahan layar perangkatmu sesuai dengan lingkungan sekitarmu. Usahakan jangan terlalu terang atau malah terlalu gelap. Pastikan jika tingkat kecerahan perangkatmu nyaman untuk mata. Jika kamu kurang yakin, kamu bisa mengaktifkan fitur sensor cahaya di smartphonemu yang bisa menyesuaikan  brightness  layar smartphonemu dengan cepat sesuai dengan kondisi cahaya